1.Pendahuluan
Seperti sudah dibahas pada bagian sebelumnya, IP address terdiri dari dua bagian, yaitu network ID dan host ID. Network ID menunjukkan nomor network, sedangkan host ID mengidentifikasi host dalam satu network. Host ID bersifat unik untuk satu network. Untuk lebih mengefesienkan alokasi IP address yang kita peroleh, kita menggunakan subnetting. Subnetting adalah proses memecah satu kelas IP address menjadi beberapa subnet dengan jumlah host yang lebih sedikit. Untuk menentukan batas network ID dan host ID dalam suatu subnet digunakan subnet mask. Biasanya kita membentuk subnet dengan mengalokasikan IP address sama rata untuk setiap subnet. Namun hal ini hanya cocok kalau alokasi IP yang kita peroleh cukup besar atau kita menggunakan IP privat. Untuk mengatasi hal itu dapat digunakan VLSM (Variable Length Subnet Mask) yakni pengalokasian IP dengan subnet yang besanya berbeda-beda sehingga alokasi IP dapat menjadi lebih efisien.
2.Desain LAN
2.1 Metode Perencanaan LAN
Sekarang kita akan membahas bagaimana merencanakan suatu LAN yang baik. Tujuan utamanya untuk merancang LAN yang memenuhi kebutuhan pengguna saat ini dan dapat dikembangkan di masa yang akan datang sejalan dengan peningkatan kebutuhan jaringan yang lebih besar.
Desain sebuah LAN meliputi perencanaan secara fisik dan logic . Perencanaan fisik meliputi media yang digunakan bersama dan infrastruktur LAN yakni pengkabelan sebagai jalur fisik komunikasi setiap devais jaringan. Infrastruktur yang dirancang dengan baik cukup fleksibel untuk memenuhi kebutuhan sekarang dan masa datang.
Metode perencanaan LAN meliputi :
§ Seorang administrator network yang bertanggung jawab terhadap jaringan.
§ Pengalokasian IP address dengan subnetting.
§ Peta letak komputer dari LAN dan topologi yang hendak kita gunakan.
§ Persiapan fisik yang meliputi pengkabelan dan peralatan lainnya.
Di antara hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan LAN adalah lokasi fisik itu sendiri. Peta atau cetak biru bangunan-bangunan yang akan dihubungkan serta informasi jalur kabel (conduit) yang ada dan menghubungkan bangunan-bangunan tersebut sangat diperlukan. Jika peta seperti ini tidak ada maka perlu digambarkan peta dengan cara merunut kabel-kabel yang ada. Secara umum dapat diasumsikan bahwa pengkabelan yang menghubungkan bangunan-bangunan atau yang melewati tempat terbuka harus terdapat di dalam conduit. Seorang manajer jaringan harus menghubungi manajer bangunan untuk mengetahui aturan-aturan pengkabelan ini sebab manajer bangunan yang mengetahui dan bertanggung jawab atas bangunan tersebut. Pada setiap lokasi (yang dapat terdiri dari beberapa bangunan) harus ditunjuk seorang manajer jaringan. Manajer jaringan harus mengetahui semua konfigurasi jaringan dan pengkabelan pada lokasi yang menjadi tanggung jawabnya. Pada awalnya tugas ini hanya memakan waktu sedikit. Namun sejalan dengan perkembangan jaringan menjadi lebih kompleks, tugas ini berubah menjadi tugas yang berat. Jadi sebaiknya dipilih orang yang betul-betul berminat dan mau terlibat dalam perkembangan jaringan.
2.2 Pengalokasian IP Address
Bagian ini memegang peranan yang sangat penting karena meliputi perencanaan jumlah network yang akan dibuat dan alokasi IP address untuk tiap network. Kita harus membuat subnetting yang tepat untuk keseluruhan jaringan dengan mempertimbangkan kemungkinan perkembangan jaringan di masa yang akan datang. Sebagai contoh, ITB mendapat alokasi IP addres dari INTERNIC (http://www.internic.net) untuk kelas B yaitu 167.205.xxx.xxx. Jika diimplementasikan dalam suatu jaringan saja (flat), maka dengan IP Address ini kita hanya dapat membuat satu network dengan kapasitas lebih dari 65.000 host. Karena letak fisik jaringan tersebar (dalam beberapa departemen dan laboratorium) dan tingkat kongesti yang akan sangat tinggi, tidak mungkin menghubungkan seluruh komputer dalam kampus ITB hanya dengan menggunakan satu buah jaringan saja (flat). Maka dilakukan pembagian jaringan sesuai letak fisiknya. Pembagian ini tidak hanya pada level fisik (media) saja, namun juga pada level logik (network layer), yakni pada tingkat IP address.. Pembagian pada level network membutuhkan segmentasi pada IP Address yang akan digunakan. Untuk itu, dilakukan proses pendelegasian IP Address kepada masing-masing jurusan, laboratorium dan lembaga lain yang memiliki LAN dan akan diintegrasikan dalam suatu jaringan kampus yang besar. Misalkan dilakukan pembagian IP kelas B sebagai berikut :
§ IP address 167.205.1.xxx dialokasikan untuk cadangan
§ IP address 167.205.2.xxx dialokasikan untuk departemen A
§ IP address 167.205.3.xxx dialokasikan untuk departemen B
§ Ip address 167.205.4.xxx dialokasikan untuk unit X
§ dsb.
Pembagian ini didasari oleh jumlah komputer yang terdapat pada suatu jurusan dan prediksi peningkatan populasinya untuk beberapa tahun kemudian. Hal ini dilakukan semata-mata karena IP Address bersifat terbatas, sehingga pemanfaatannya harus diusahakan seefisien mungkin.
Jika seorang administrator di salah satu departemen mendapat alokasi IP addres 167.205.48.xxx, maka alokasi ini akan setara dengan sebuah IP address kelas C karena dengan IP ini kita hanya dapat membentuk satu jaringan berkapasitas 256 host yakni dari 167.205.9.0 sampai 167.205.9.255.
Dalam pembagian ini, seorang network administrator di suatu lembaga mendapat alokasi IP Address 167.205.9.xxx. Alokasi ini setara dengan satu buah kelas C karena sama-sama memiliki kapasitas 256 IP Address, yakni dari 167.205.9.0 sampai dengan 167.205.9.255. Misalkan dalam melakukan instalasi jaringan, ia dihadapkan pada permasalahan-permasalahan sebagai berikut :
§ Dibutuhkan kira-kira 7 buah LAN.
§ Setiap LAN memiliki kurang dari 30 komputer.
Berdasarkan fakta tersebut, ia membagi 256 buah IP address itu menjadi 8 segmen. Karena pembagian ini berbasis bilangan biner, pembagian hanya dapat dilakukan untuk kelipatan pangkat 2, yakni dibagi 2, dibagi 4, 8, 16, 32 dst. Jika kita tinjau secara biner, maka kita mendapatkan :
Jumlah bit host dari subnet 167.205.9.xxx adalah 8 bit (segmen terakhir). Jika hanya akan diimplementasikan menjadi satu jaringan, maka jaringan tersebut dapat menampung sekitar 256 host.
Jika ia ingin membagi menjadi 2 segmen, maka bit pertama dari 8 bit segmen terakhir IP Address di tutup (mask) menjadi bit network, sehingga masking keseluruhan menjadi 24 + 1 = 25 bit. Bit untuk host menjadi 7 bit. Ia memperoleh 2 buah sub network, dengan kapasitas masing-masing subnet 128 host. Subnet pertama akan menggunakan IP Address dari 167.205.9.(0-127), sedangkan subnet kedua akan menggunakan IP Address 167.205.9.(128-255).
Tabel Pembagian 256 IP Address menjadi 2 segmen
Karena ia ingin membagi menjadi 8 segmen, maka ia harus mengambil 3 bit pertama ( 23 = 8) dari 8 bit segmen terakhir IP Address untuk di tutup (mask) menjadi bit network, sehingga masking keseluruhan menjadi 24 + 3 = 27 bit. Bit untuk host menjadi 5 bit. Dengan masking ini, ia memperoleh 8 buah sub network, dengan kapasitas masing-masing subnet 32 (=25) host. Ilustrasinya dapat dilihat pada Tabel 2-4 berikut :
Studi Kasus :
Anda sebagai penanggungjawab jaringan di suatu kantor yang mempunyai 3 buah departemen mendapat alokasi IP dari suatu ISP (Internet Service Provider) 167.205.9.10xxxxxx (8 bit terakhir adalah biner). Jika jumlah host tiap-tiap departemen diperkirakan tidak lebih dari 13 buah dan masing masing departemen akan dibuat jaringan lokal (LAN) tersendiri, coba anda tentukan :(semua host mendapat alokasi IP asli)
§ Subnet yang harus dibuat
§ Network address
§ Broadcast address
Penyelesaian :
§ Subnet yang harus dibuat adalah : 11111111.11111111.11111111.11110000 atau 255.255.255.240.
§ Terdapat network address sbb :
167.205.9.10000000
167.205.9.10010000
167.205.9.10100000
167.205.9.10110000
§ Terdapat broadcast address sbb:
167.205.9.10001111 = 167.205.9.143
167.205.9.10011111 = 167.205.9.159
167.205.9.10101111 = 167.205.9.175
167.205.9.10111111 = 167.205.9.191
Baca Selengkapnya...
Rabu, 04 November 2009
Desain LAN
Pengertian IPTables
IPTables itu memiliki tiga macam daftar aturan bawaan dalam tabel penyaringan, daftar tersebut dinamakan rantai firewall (firewall chain) atau sering disebut chain saja. Ketiga chain tersebut adalah INPUT, OUTPUT dan FORWARD.
Pada diagram tersebut, lingkaran menggambarkan ketiga rantai atau chain. Pada saat sebuah paket sampai pada sebuah lingkaran, maka disitulah terjadi proses penyaringan. Rantai akan memutuskan nasib paket tersebut. Apabila keputusannnya adalah DROP, maka paket tersebut akan di-drop. Tetapi jika rantai memutuskan untuk ACCEPT, maka paket akan dilewatkan melalui diagram tersebut.
Sebuah rantai adalah aturan-aturan yang telah ditentukan. Setiap aturan menyatakan “jika paket memiliki informasi awal (header) seperti ini, maka inilah yang harus dilakukan terhadap paket�. Jika aturan tersebut tidak sesuai dengan paket, maka aturan berikutnya akan memproses paket tersebut. Apabila sampai aturan terakhir yang ada, paket tersebut belum memenuhi salah satu aturan, maka kernel akan melihat kebijakan bawaan (default) untuk memutuskan apa yang harus dilakukan kepada paket tersebut. Ada dua kebijakan bawaan yaitu default DROP dan default ACCEPT.
Jalannya sebuah paket melalui diagram tersebut bisa dicontohkan sebagai berikut:
Perjalanan paket yang diforward ke host yang lain
1. Paket berada pada jaringan fisik, contoh internet.
2. Paket masuk ke interface jaringan, contoh eth0.
3. Paket masuk ke chain PREROUTING pada table Mangle. Chain ini berfungsi untuk me-mangle (menghaluskan) paket, seperti merubah TOS, TTL dan lain-lain.
4. Paket masuk ke chain PREROUTING pada tabel nat. Chain ini berfungsi utamanya untuk melakukan DNAT (Destination Network Address Translation).
5. Paket mengalami keputusan routing, apakah akan diproses oleh host lokal atau diteruskan ke host lain.
6. Paket masuk ke chain FORWARD pada tabel filter. Disinlah proses pemfilteran yang utama terjadi.
7. Paket masuk ke chain POSTROUTING pada tabel nat. Chain ini berfungsi utamanya untuk melakukan SNAT (Source Network Address Translation).
8. Paket keluar menuju interface jaringan, contoh eth1.
9. Paket kembali berada pada jaringan fisik, contoh LAN.
Perjalanan paket yang ditujukan bagi host lokal
1. Paket berada dalam jaringan fisik, contoh internet.
2. Paket masuk ke interface jaringan, contoh eth0.
3. Paket masuk ke chain PREROUTING pada tabel mangle.
4. Paket masuk ke chain PREROUTING pada tabel nat.
5. Paket mengalami keputusan routing.
6. Paket masuk ke chain INPUT pada tabel filter untuk mengalami proses penyaringan.
7. Paket akan diterima oleh aplikasi lokal.
Perjalanan paket yang berasal dari host lokal
1. Aplikasi lokal menghasilkan paket data yang akan dikirimkan melalui jaringan.
2. Paket memasuki chain OUTPUT pada tabel mangle.
3. Paket memasuki chain OUTPUT pada tabel nat.
4. Paket memasuki chain OUTPUT pada tabel filter.
5. Paket mengalami keputusan routing, seperti ke mana paket harus pergi dan melalui interface mana.
6. Paket masuk ke chain POSTROUTING pada tabel NAT.
7. Paket masuk ke interface jaringan, contoh eth0.
8. Paket berada pada jaringan fisik, contoh internet.
3. Sintaks IPTables
iptables [-t table] command [match] [target/jump]
dan terakhir informasi bt u
IPTables juga memiliki 3 buah tabel, yaitu NAT, MANGLE dan FILTER. Penggunannya disesuaikan dengan sifat dan karakteristik masing-masing. Fungsi dari masing-masing tabel adalah :
NAT : Secara umum digunakan untuk melakukan Network Address Translation. NAT adalah penggantian field alamat asal atau alamat tujuan dari sebuah paket.
MANGLE : Digunakan untuk melakukan penghalusan (mangle) paket, seperti TTL, TOS dan MARK.
FILTER : Secara umum, inilah pemfilteran paket yang sesungguhnya.. Di sini bisa dintukan apakah paket akan di-DROP, LOG, ACCEPT atau REJECT
Command pada baris perintah IPTables akan memberitahu apa yang harus dilakukan terhadap lanjutan sintaks perintah. Umumnya dilakukan penambahan atau penghapusan sesuatu dari tabel atau yang lain.
Baca Selengkapnya...
Kode Rahasia Handphone CDMA
13 September 2007 in CDMA, CellPhones, LG, Motorola, Nokia, Samsung, Sony Ericsson
Setelah googling kesana kemari untuk mencari secret code pada beberapa jenis ponsel akhirnya didapatkan beberapa kode rahasia. Dan karena ada beberapa brand yang hanya mempunyai sedikit kode rahasia, maka disini akan coba digabungkan dengan beberapa brand lainnya.
Dibawah ini adalah kode-kode rahasia beberapa brand ponsel yang berteknologi CDMA (Code Division Multiple Access) beserta kode setting NAM-nya.
■ Samsung
Samsung sph-n240, n400, a460, a500, etc Nam Programming:
Nam Set: ##Spc
Test Mode: 47*869#1235
Debug Menu: ##33284,ok
Service Menu: Menu+8+0 (#889)
Reset (Life time, Clear Memory, etc): ##786,ok
A-key: ##2539,ok
Label Selection: ##3882,ok
Label(Home, Work, etc) : **523,ok
NGG Setting (Gateway, etc.): ##2769737,ok
Vocoder: ##8626337,ok
CAI Change: ##7738,ok
Enable TTY: ##889,ok
■ Nokia
NAM set : 3001#12345# atau #626#7764726#
Software Version : #837# atau #0000#
ESN : #92772689#
Phone Restart : #75681# atau #75682#
Vocoder : #3872#
Debug Screen/EVRC : #8378#
Debug : #8380#
Field Test Menu : #83788#
To activate Net Monitor menu
type *3001#12345#
scroll to Field Test
enable (it says something about switching your phone off)
exit menus
turn off
switch on
menu
Net Monitor
Enter display/group code (eg 3101 for link info or […]
■ Nokia Nokia 3280, 3285, 3580, 3585, 5185, 6185, 8280, etc Nam
Programming:
Nam Set: *3001#12345#
Software Version: *#837#
Software Version: *#9999#
Esn Number: *#92772689#
Restart Phone: *#75681#
Restart Phone: *#75682#
Nokia 8887 Nam Programming:
Nam Set: *3001#12345#
Version: *#0000#
Evrc: *#8378#
Esn/Data/Timer: *#92772689#
SID: *#743#
■ Ericsson (sebelum joint-venture dengan Sony dan berubah menjadi SE)
Programming Shot NAM : 987 + menu
Programming long NAM : 923885 + menu and enter
SPC : “0000”
CDMA mode : 904093 + menu
Analog Mode : 904095 + menu
DM Mode : 904959 + menu
■ Sony (sebelum joint-venture dengan Ericsson dan berubah menjadi SE)
CM-M1300/3300/Z200
Programming : type “111111” and press JOG DIAL
Choose Programming and
Enter SPC : “000000”
■ LG
LGC-300
Programming : menu + 9 and enter SPC:”000000”
A-key : press STO for sometime enter zone
Type 2539** and enter A-key
LGC-510 Programming : menu + 3 + 0 and enter SPC: “000000”
LGC-800W/500 : menu + 0 and enter SPC: “000000”
LGC-330W Programming : menu + 4 + 0 and enter SPC: “000000”
gc-300, etc Nam Programming:
Nam Set: Menu, 9, Spc
A-key: Press “Sto” 3sec, 2539**
lgc-330w, etc Nam Programming:
Nam Set: Menu, 4, 0, Spc
A-key: 2539**
lgc-510, v111, etc Nam Programming:
Nam Set: Menu, 3, 0, Spc
A-key: 2539**
lgc-500, 800w, etc Nam Programming:
Nam Set: Menu, 9 , 0, Spc
Debug Mode: Menu, 7, 0, Fsc
Debug Mode: Menu, 8, 0, Fsc
A-key: 2539**
Lg LX,VX-series, […]
■ Motorola
Motorola 7760, 7860, 2260, 8160, etc Nam Programming:
Nam Set: Fcn,0000000000000, Rcl
Nam Set: 74663#, Fcn, Fcn
Test Mode: Fcn, 00**83786633, Sto
Motorola v60c, v120c etc Nam Programming:
Nam Set: 74663#, Menu, Menu, Spc
Nam Set: Menu, 073887, * (type quickly)
Test Mode: Menu, 073887*, Spc
Debug Mode: ##33284
Force the phone into DIGITAL ONLY mode:
1) ##33284 (Debug)
2) RIGHT Softkey (Next) Twice
3) Down […]
Star TAC 7760/7860
Programming : FCN + 0 + 000000 + 000000 + RCL
Test Mode : FCN 00*83786633 STO
V 60c Programming
Service Menu : 74663#menu (Programming Code)
Test Mode : Menu 073887*
Security Code : 000000
■ Kyocera
Qualcomm qcp-800 Nam Pogramming:
Nam Set: Menu+3+0+Spc
Field Test: Menu+7+0+Fsc
Kyocera 1135, 2255, 3035, 5135, 6035, Se47, etc Nam Programming:
Nam Set: 111111+Jog Dial(Ok), Select “Programming”+Spc
CAI Change: ##7738,ok
Enable TTY: ##889,ok
Life Timer, PRL, etc: ##786,ok
A-key: ##2539,ok
A-key: 2539,ok
Tips:
On some kyocera handsets the factory service module has not been disabled
and the phone can be programmed without the spc by inputting.
Nam Set: ##333333 […]
■ Sanyo
Sanyo 4900, 5150, 5300, 8100, etc Nam Programming:
Nam Set: ##Spc+Ok+Key Down+Ok
Advanced Setup: ##3282+Ok+Key Down+Ok+Msl
A-key: ##2539+Ok+Key Down+Ok
Version: ##**837+Ok+Key Down+Ok
Debug Menu: ##FSC+Ok+Key Down+Ok
Airtime menu: ##8463+Ok+Key Down+Ok
Change CAI: ##7738+Ok+Key Down+Ok
Vocoder: ##8626337+Ok+Key Down+Ok
Reverse Logistic: ##786+Ok+Key Down+Ok
Set IP Address: ##2769737+Ok+Key Down+Ok
TTY On/Off: ##889+Ok+Key Down+Ok
Ready Link: ##4636+Ok+Key Down+Ok
Browser Init On/Off: ##4682+Ok+Key Down+Ok
Picture Token: ##25327+Ok+Key Down+Ok
Unknown Code: ##5282277+Ok+Key Down+Ok
(SPC=000000, FSC=040793)
Sanyo […]
Baca Selengkapnya...
Settieng Dinamik RIP di Linux
Routing Dinamik dengan RIP pada Linux
A.Tujuan
Selama ini jaringan di kantor saya bekerja , dalam routing antar kantor yang berbeda sudah menggunakan routing dinamik dengan menggunakan RIP. Perangkat yang digunakan untuk menghubungkan kantor Mall FX yang ada di kawasan sudirman dengan Apartemen K-Place adalah switch layer 3 dengan merek Allied Telesis. Sekarang ini ada kebutuhan untuk menambahkan sebuah PC router sebagai gateway untuk jalur komunikasi ke provider lain, solusi yang diambil adalah menggunakan OS Centos 5.3 dan menginstall zebra untuk routing dinamik.
Berikut adalah topologi dari rencana pengembangan:
Yang akan dibahas disini adalah melakukan konfigurasi pada gateway 1 supaya tabel routing update antara mall fx, apartemen k-place dengan gateway 1 dengan routing dinamik RIP.
B. Konfigurasi Gateway 1
Download file zebra:
[root@KUNINGAN ~]# wget ftp://ftp.zebra.org/pub/zebra/zebra-0.95a.tar.gz
Ekstrak file zebra:
[root@KUNINGAN ~]# tar zxvf zebra-0.95a.tar.gz
Masuk kedalam file zebra:
[root@KUNINGAN ~]# cd zebra-0.95a
root@KUNINGAN zebra-0.95a]# ./configure –sysconfdir=/etc/zebra –disable-ipv6 –enable-tcp-zebra
[root@KUNINGAN zebra-0.95a]# make
[root@KUNINGAN zebra-0.95a]# make install
/etc/zebra adalah tempat file hasil instalasi.
Kopikan file zebra.conf.sample menjadi zebra.conf
[root@KUNINGAN zebra]# cd /etc/zebra/
[root@KUNINGAN etc]# cp zebra.conf.sample zebra.conf
[root@KUNINGAN zebra]# cp ripd.conf.sample ripd.conf
[root@KUNINGAN zebra]# cp ospfd.conf.sample ospfd.conf
root@KUNINGAN zebra]# cp bgpd.conf.sample bgpd.conf
Supaya service otomatis dijalankan ketika Gateway di restart.
[root@KUNINGAN zebra]# cp /root/zebra-0.95a/init/redhat/zebra.init /etc/rc.d/init.d/zebra
[root@KUNINGAN zebra]# cp /root/zebra-0.95a/init/redhat/ripd.init /etc/rc.d/init.d/ripd
[root@KUNINGAN zebra]# cp /root/zebra-0.95a/init/redhat/ospfd.init /etc/rc.d/init.d/ospfd
[root@KUNINGAN zebra]# cp /root/zebra-0.95a/init/redhat/bgpd.init /etc/rc.d/init.d/bgpd
[root@KUNINGAN zebra]# chmod 755 /etc/rc.d/init.d/*
Ubah file zebra, ripd, ospfd, bgpd yang sudah dikopi ke /etc/rc.d/init.d/
File zebra
[root@KUNINGAN zebra]# vim /etc/init.d/zebra
. /etc/rc.d/init.d/functions menjadi . /etc/init.d/functions
[ -f /etc/zebra.conf ] || exit 0 menjadi [ -f /etc/zebra/zebra.conf ] || exit 0
# daemon /usr/sbin/zebra –d menjadi daemon /usr/local/sbin/zebra –d
[root@KUNINGAN zebra]# vim /etc/init.d/ripd
. /etc/rc.d/init.d/functions menjadi . /etc/init.d/functions
[ -f /etc/ripd.conf ] || exit 0 menjadi [ -f /etc/zebra/ripd.conf ] || exit 0
# daemon /usr/sbin/ripd –d menjadi daemon /usr/local/sbin/ripd –d
[root@KUNINGAN zebra]# vim /etc/init.d/ospfd
. /etc/rc.d/init.d/functions menjadi . /etc/init.d/functions
[ -f /etc/ospfd.conf ] || exit 0 menjadi [ -f /etc/zebra/ospfd.conf ] || exit 0
# daemon /usr/sbin/ospfd –d menjadi daemon /usr/local/sbin/ospfd –d
[root@KUNINGAN zebra]# vim /etc/init.d/bgpd
. /etc/rc.d/init.d/functions menjadi . /etc/init.d/functions
[ -f /etc/bgpd.conf ] || exit 0 menjadi [ -f /etc/zebra/bgpd.conf ] || exit 0
# daemon /usr/sbin/bgpd –d menjadi daemon /usr/local/sbin/bgpd –d
Tambahkan di :
[root@KUNINGAN zebra]# vim /etc/services
zebrasrv 2600/tcp
zebra 2601/tcp
ripd 2602/tcp
ripng 2603/tcp
ospfd 2604/tcp
bgpd 2605/tcp
ospf6d 2606/tcp
Jalankan service :
[root@KUNINGAN zebra]# service zebra start
[root@KUNINGAN zebra]# service ripd start
[root@KUNINGAN zebra]# service ospfd start
[root@KUNINGAN zebra]# service bgpd start
Lihat port yang sedang running di gateway 1 dengan perintah nmap, jika nmap belum ada maka install dulu :
[root@KUNINGAN zebra]#yum install nmap
[root@KUNINGAN zebra]#nmap localhost
PORT STATE SERVICE
2600/tcp open zebrasrv
2601/tcp open zebra
2602/tcp open ripd
2604/tcp open ospfd
2605/tcp open bgpd
Ok zebra sudah berjalan dengan baik, berarti gateway 1 sudah bisa routing dinamik dengan RIP, OSPF, dan BGP.
C. Routing RIP
Agar routing RIP jalan, maka ada dua file yang harus di konfigurasi di masing-masing gateway, yaitu zebra.conf dan ripd.conf
Isi dari file zebra.conf adalah ip address dari interface yang ada pada gateway.
Isi dari file ripd.conf adalah alamat jaringan yang terhubung dengan gateway.
Untuk mengubah file zebra.conf bisa langsung lewat editor atau telne t lewat port 2601, dengan lewat jalur telnet maka kita akan mengkonfigurasi seperti router cisco. Supaya lebih seru mari kita konfigurasi lewat telnet saja, dengan password zebra.
Konfigurasi zebra.conf
Pastikan bahwa di gateway 1 firewall dah mati dengan :
[root@kuningan ~]# iptables –F
Telnet lewat windows:
D:\Documents and Settings\hendra>>telnet 10.200.16.11 2601
Hello, this is zebra (version 0.95a).
Copyright 1996-2004 Kunihiro Ishiguro.
User Access Verification
Password:
Router>
Router> zebra
% Unknown command.
Router>
Router> en
Password:
Password:
Router#
Router# confi
Router# configure ter
Router# configure terminal
Router(config)#
Router(config)# in
Router(config)# interface eth0
Router(config-if)#
Router(config-if)# ip ad
Router(config-if)# ip address 10.200.16.11/25
Router(config-if)#
Router(config-if)# exit
Router(config)#
Router(config)# in
Router(config)# inin
Router(config)# int
Router(config)# interface eth1
Router(config-if)#
Router(config-if)# ip ad
Router(config-if)# ip address 202.51.107.121/26
Router(config-if)#
Router(config-if)# exit
Router(config)#
Router(config)# exit
Router#
Router# write
Configuration saved to /etc/zebra/zebra.conf
Router#
Router#
Konfigurasi rip.conf lewat telnet
Hello, this is zebra (version 0.95a).
Copyright 1996-2004 Kunihiro Ishiguro.
User Access Verification
Password:
ripd>
ripd> en
ripd#
ripd# conf
ripd# configure ter
ripd# configure terminal
ripd(config)#
ripd(config)# ro
ripd(config)# router r
ripd(config)# router rip
ripd(config-router)#
ripd(config-router)# network 10.200.16.0/25
ripd(config-router)#
ripd(config-router)# network 202.51.107.64/26
ripd(config-router)#
ripd(config-router)# exit
ripd(config)#
ripd(config)# exit
ripd#
ripd# write
Configuration saved to /etc/zebra/ripd.conf
ripd#
ripd#
D. Cek Routing Table
[root@kuningan ~]# route -n
Kernel IP routing table
Destination Gateway Genmask Flags Metric Ref Use Iface
192.168.1.208 10.200.16.1 255.255.255.240 UG 2 0 0 eth0
202.51.107.64 0.0.0.0 255.255.255.192 U 0 0 0 eth1
10.200.7.0 10.200.16.1 255.255.255.128 UG 2 0 0 eth0
10.200.7.128 10.200.16.1 255.255.255.128 UG 2 0 0 eth0
10.200.6.0 10.200.16.1 255.255.255.128 UG 2 0 0 eth0
10.200.14.0 10.200.16.1 255.255.255.128 UG 2 0 0 eth0
10.200.16.0 0.0.0.0 255.255.255.128 U 0 0 0 eth0
10.107.1.0 10.200.16.1 255.255.255.0 UG 3 0 0 eth0
10.106.3.0 10.200.16.1 255.255.255.0 UG 3 0 0 eth0
169.254.0.0 0.0.0.0 255.255.0.0 U 0 0 0 eth1
10.0.0.0 10.200.16.1 255.0.0.0 UG 0 0 0 eth0
0.0.0.0 202.51.107.65 0.0.0.0 UG 0 0 0 eth1
[root@kuningan ~]#
Tabel routing antara Mall FX, Apartemen K-Place dan Gateway satu sudah saling update dengan RIP.
Baca Selengkapnya...
Senin, 02 November 2009
Planet Nibiru Penyebab Kiamat 2012?
Bagian luar Tata Surya masih memiliki banyak planet-planet minor yang belum ditemukan. Sejak pencarian untuk Planet X dimulai pada awal abad ke 20, kemungkinan akan adanya planet hipotetis yang mengorbit Matahari dibalik Sabuk Kuiper telah membakar teori-teori Kiamat dan spekulasi bahwa Planet X sebenarnya merupakan saudara Matahari kita yang telah lama “hilang”.
Tetapi mengapa cemas duluan akan Planet X/Teori Kiamat ini? Planet X tidak lain hanya merupakan obyek hipotetis yang tidak diketahui?
Teori-teori ini didorong pula dengan adanya ramalan suku Maya akan kiamat dunia pada tahun 2012 (Mayan Prophecy) dan cerita mistis Bangsa Sumeria tentang Planet Nibiru, dan akhirnya kini memanas sebagai “ramalan kiamat” 21 Desember 2012. Namun, bukti-bukti astronomis yang digunakan untuk teori-teori ini benar-benar melenceng.
Pada 18 Juni kemarin, peneliti-peneliti Jepang mengumumkan berita bahwa pencarian teoretis mereka untuk sebuah massa besar di luar Tata Surya kita telah membuahkan hasil. Dari perhitungan mereka, mungkin saja terdapat sebuah planet yang sedikit lebih besar daripada sebuah obyek Plutoid atau planet kerdil, tetapi tentu lebih kecil dari Bumi, yang mengorbit Matahari dengan jarak lebih dari 100 SA. Tetapi sebelum kita terhanyut pada penemuan ini, planet ini bukan Nibiru, dan bukan pula bukti akan berakhirnya dunia ini pada 2012. Penemuan ini penemuan baru dan merupakan perkembangan yang sangat menarik dalam pencarian planet-planet minor dibalik Sabuk Kuiper.
Dalam simulasi teoretis, dua orang peneliti Jepang telah menyimpulkan bahwa bagian paling luar dari Tata Surya kita mungkin mengandung planet yang belum ditemukan. Patryk Lykawa dan Tadashi Mukai dari Universitas Kobe telah mempublikasikan paper mereka dalam Astrophysical Journal yang menjelaskan tentang planet minor yang mereka yakini berinteraksi dengan Sabuk Kuiper yang misterius itu.
Kuiper Belt Objects (KBOs)
Sabuk Kuiper menempati wilayah yang sangat luas di Tata Surya kita, kira-kira 30-50 SA dari Matahari, dan mengandung sejumlah besar obyek-obyek batuan dan metalik. Obyek terbesar yang diketahui adalah planet kerdil (Plutoid) Eris. Telah lama diketahui bahwa Sabuk Kuiper memiliki karakteristik yang aneh, yang mungkin menandakan keberadaan sebuah benda (planet) besar yang mengorbit Matahari dibalik Sabuk Kuiper. Salah satu karakterikstik tersebut adalah yang disebut dengan “Kuiper Cliff” atau Jurang Kuiper yang terdapat pada jarak 50 SA. Ini merupakan akhir dari Sabuk Kuiper yang tiba-tiba, dan sangat sedikit obyek Sabuk Kuiper yang telah teramati dibalik titik ini. Jurang ini tidak dapat dihubungkan terhadap resonansi orbital dengan planet-planet masif seperti Neptunus, dan tampaknya tidak terjadi kesalahan (error) pengamatan. Banyak ahli astronomi percaya bahwa akhir yang tiba-tiba dalam populasi Sabuk Kuiper tersebut dapat disebabkan oleh planet yang belum ditemukan, yang mungkin sebesar Bumi. Obyek inilah yang diyakini Lykawka dan Mukai telah mereka perhitungkan keberadaannya.
Peneliti Jepang ini memprediksikan sebuah obyek besar, yang massanya 30-70 % massa Bumi, mengorbit Matahari pada jarak 100-200 SA. Obyek ini mungkin juga dapat membantu menjelaskan mengapa sebagian obyek Sabuk Kuiper dan obyek Trans-Neptunian (TNO) memiliki beberapa karakteristik orbital yang aneh, contohnya Sedna.
Sejak ditemukannya Pluto pada tahun 1930, para astronom telah mencari obyek lain yang lebih masif, yang dapat menjelaskan gangguan orbital yang diamati pada orbit Neptunus dan Uranus. Pencarian ini dikenal sebagai “Pencarian Planet X”, yang diartikan secara harfiah sebagai “pencarian planet yang belum teridentifikasi”. Pada tahun 1980an gangguan orbital ini dianggap sebagai kesalahan (error) pengamatan. Oleh karena itu, pencarian ilmiah akan Planet X dewasa ini adalah pencarian untuk obyek Sabuk Kuiper yang besar atau pencarian planet minor. Meskipun Planet X mungkin tidak akan sebesar massa Bumi, para peneliti masih akan tetap tertarik untuk mencari obyek-obyek Kuiper lain, yang mungkin seukuran Plutoid, mungkin juga sedikit lebih besar, tetapi tidak terlalu besar.
“The interesting thing for me is the suggestion of the kinds of very interesting objects that may yet await discovery in the outer solar system. We are still scratching the edges of that region of the solar system, and I expect many surprises await us with the future deeper surveys.” – Mark Sykes, Direktur Planetary Science Institute (PSI) di Arizona.
Planet X tidaklah menakutkan
Jadi darimana Nibiru ini berasal? Pada tahun 1976 sebuah buku kontroversial berjudul “The Twelfth Planet” atau “Planet Keduabelas” ditulis oleh Zecharian Sitchin. Sitchin telah menerjemahkan tulisan-tulisan kuno Sumeria yang berbentuk baji (bentuk tulisan yang diketahui paling kuno). Tulisan berumur 6000 tahun ini mengungkapkan bahwa ras alien yang dikenal sebagai Anunnaki dari Planet yang disebut Nibiru, mendarat di Bumi. Ringkas cerita, Anunnaki memodifikasi gen primata di Bumi untuk menciptakan homo sapien sebagai budak mereka.
Ketika Anunnaki meninggalkan Bumi, mereka membiarkan kita memerintah Bumi ini hingga saatnya mereka kembali nanti. Semua ini mungkin tampak sedikit fantastis, dan mungkin juga sedikit terlalu detil jika mengingat semua ini merupakan terjemahan harfiah dari tulisan kuno berumur 6000 tahun. Pekerjaan Sitchin ini telah diabaikan oleh komunitas ilmiah sebagaimana metode interpretasinya dianggap imajinatif. Meskipun demikian, banyak juga yang mendengar Sitchin, dan meyakini bahwa Nibiru (dengan orbitnya yang sangat eksentrik dalam mengelilingi Matahari) akan kembali, mungkin pada tahun 2012 untuk menyebabkan semua kehancuran dan terror-teror di Bumi ini. Dari “penemuan” astronomis yang meragukan inilah hipotesa Kiamat 2012 Planet X didasarkan. Lalu, bagaimanakah Planet X dianggap sebagai perwujudan dari Nibiru?
Kemudian terdapat juga “penemuan katai coklat di luar Tata Surya kita” dari IRAS pada tahun 1984 dan “pengumuman NASA akan planet bermassa 4-8 massa Bumi yang sedang menuju Bumi” pada tahun 1933. Para pendukung hipotesa kiamat ini bergantung pada penemuan astronomis ini sebagai bukti bahwa Nibiru sebenarnya adalah Planet X yang telah lama dicari para astronom selama abad ini. Tidak hanya itu, dengan memanipulasi fakta-fakta tentang penelitian-penelitian ilmiah, mereka “membuktikan” bahwa Nibiru sedang menuju kita (Bumi), dan pada tahun 2012, benda masif ini akan memasuki bagian dalam Tata Surya kita, menyebabkan gangguan gravitasi.
Dalam pendefinisian yang paling murni, Planet X adalah planet yang belum diketahui, yang mungkin secara teoretis mengorbit Matahari jauh di balik Sabuk Kuiper. Jika penemuan beberapa hari lalu memang akhirnya mengarah pada pengamatan sebuah planet atau Plutoid, maka hal ini akan menjadi penemuan luar biasa yang membantu kita memahami evolusi dan karakteristik misterius bagian luar Tata Surya kita.
Baca Selengkapnya...